Antusiasme luar biasa masyarakat terlihat dalam pameran “Jembatan Persaudaraan Indonesia-Saudi” ke-5 yang digelar di kompleks Masjid Istiqlal, Jakarta, pada 24 April hingga 3 Mei 2025. Puncaknya terjadi pada Jum’at 2 Mei 2025 sehari sebelum penutupan, dan Sabtu 3 Mei 2025, dimana antrian pengunjung mengular hingga ke halte Transjakarta Juanda.


Pameran yang menampilkan warisan budaya dan keagamaan Islam dari Indonesia dan Arab Saudi ini benar-benar menyedot perhatian publik. Saking padatnya pengunjung, pihak Masjid Istiqlal sampai meminta maaf melalui akun Instagramnya. Permintaan maaf atas berbagai kekurangan yang terjadi selama acara terlihat di instagram storynya.

Pengunjung Banyak Yang Pingsan
Pantauan kami pada Jum’at (2/5/2025) sejumlah pengunjung terutama lansia, terlihat kelelahan hingga pingsan. Beberapa balita juga dilaporkan terpisah dari orang tuanya. Meski petugas telah berusaha mengatur ketertiban, desak-desakan dan aksi saling dorong tak terelakkan.

Salah satu pengunjung, Cut Lita dari Jati Rawamangun, Jakarta Timur, mengaku terpaksa membatalkan puasa sunnahnya lantaran kelelahan menunggu.

“Hari pertama saya datang, ternyata masih menunggu pejabat selesai acara. Sementara yang menunggu sudah banyak, saya puasa, nggak kuat sudah mau pingsan rasanya, jadi saya batalkan,” ujarnya. Cut Lita yang juga alumni IISIP Jakarta angkatan 88 ini datang bersama kedua temannya Irma dan Ina.
Mushaf Gratis Jadi Incaran
Pameran ini dibuka oleh Menteri Agama sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar. Acara ini menampilkan kekayaan warisan Islam dan Budaya Arab Saudi, termasuk miniatur dua masjid suci, naskah langka, edukasi tentang Ka’bah, virtual tour ke Masjidil Haram dan Nabawi, hingga pengalaman menulis kaligrafi Arab, mencicipi kopi serta kurma khas Arab Saudi.


Namun besarnya minat pengunjung diduga juga karena adanya pembagian mushaf Al-qur’an gratis. Hani Afrianti, warga Bekasi, Jawa Barat, bahkan rela menempuh perjalanan dengan motor bersama putrinya demi mendapatkan mushaf gratis. Pengunjung awal seperti Cut Lita bahkan mendapat bonus tambahan berupa stiker kulkas dan kurma.


Sayangnya membludaknya pengunjung menyebabkan dari mereka tidak bisa menikmati seluruh fasilitas pameran. Banyak akhirnya yang hanya fokus mengantre demi mushaf Al-qur’an gratis.

Sampah Yang Berserakan
Kondisi ini juga memicu masalah kebersihan. Sampah berserakan di berbagai sudut kompleks Masjid Istiqlal, meski petugas kebersihan telah bekerja keras. Ketidakseimbangan antara jumlah pengunjung dan petugas jadi tantangan besar.


“Andai budaya disiplin soal sampah seperti di Jepang, tentu pemandangan ini bisa dihindari,” ucap salah satu pengunjung.

Harapan besar tertuju pada panitia dan masyarakat untuk ke depannya lebih siap dan tertib. Diperlukan kesadaran bersama untuk menjaga kelancaran acara sekaligus menjaga kesucian lingkungan masjid. Semoga pameran budaya mendatang bisa tetap semeriah ini dengan pelaksanaan yang lebih tertata.
Titik Mustikayani