Hari Ibu : Refleksi Cinta, Kekuatan, dan Peran Tanpa Akhir

Walau telah terjadi pergeseran makna peringatan Hari Ibu di Indonesia, namun Hari Ibu yang kita peringati setiap tanggal 22 Desember bukan hanya sekadar selebrasi.

Hari Ibu tetap menjadi  momen istimewa untuk merefleksikan peran Ibu dalam kehidupan kita. Sebuah momen untuk  menghargai sosok yang tak tergantikan. Hari Ibu menjadi refleksi dari cinta, kekuatan, dan peran tanpa akhir.

Berbagai pendapat dari teman-teman alumni IISIP’87—yang saat ini juga sudah menjadi ibu–  menunjukkan betapa besar makna seorang Ibu.  

Menurut Suraya yang akrab disapa Inong, ibu adalah perpaduan kekuatan dan kelembutan, multitasking dalam kasih sayangnya. Anisah menambahkan, ibu adalah karunia terbesar dan madrasah pertama yang membentuk anak-anaknya dengan nasihat yang kini diwarisi dalam peran kita sebagai orang tua.

Bagi Opi Raisya, ibu adalah guru kehidupan. Mengajarkan anak-anaknya bertakwa kepada Allah, sebuah makna yang tak terhingga panjangnya.

Sementara dengan bergurau–karena sedang mengikuti acara peringatan Hari Ibu di Kecamatan—Erna mengutip ucapan Walikota Jakarta Selatan,  bahwa di Hari Ibu seharusnya tugas memasak berpindah ke bapak-bapak.

Endah menekankan bahwa hari ibu berarti mendidik anak menjadi manusia berguna, mengangkat derajat keluarga dan membimbing mereka menjadi anak saleh atau saleha. Sedangkan Arie Isva mengibaratkan ibu sebagai jantung keluarga, sumber kehidupan yang menyatukan segalanya.

Whatsapp Image 2024 12 22 At 14.03.52
Inong, Arie Isva, Anisah, Endah, Opi, Venty // foto-foto : koleksi pribadi

Namun bagi Roos dan Try, setiap hari adalah Hari Ibu. Roos memaknainya sebagai penghormatan sehari-hari kepada orang tua. Sementara Try mengingatkan bahwa peran ibu adalah memastikan anak-anak tidak hidup seenaknya (sembarangan).

Rusmalia atau Lya mengenang masa kecilnya di mana Hari Ibu adalah waktu memanjakan ibu. Kini sebagai ibu dan perempuan berdaya, ia menilai perempuan perlu memiliki wawasan luas, lebih dari sekadar urusan dapur.

Ayi pun mencurahkan perasaan bahwa menjadi Ibu adalah peran sepanjang usia. Dalam hati ia yakin seorang anak kecil di dalam diri anak-anaknya akan selalu membutuhkan sosok ibu seumur hidup.

Venty menutup refleksi ini denga bijak, mengingatkan bahwa meskipun ibu tak selalu bisa bersama anak-anaknya, doa-doanya  akan selalu mengiringi mereka.

Whatsapp Image 2024 12 22 At 13.36.52
Ayi, Try, Roos, Lya // foto-foto : Hary “Gedak” Subastian

Hari Ibu mengingatkan kita pada kekuatan, kasih sayang, dan peran besar seorang Ibu. Dari mendidik anak menjadi pribadi yang baik serta kuat hingga menjadi jantung keluarga. Ibu adalah madrasah pertama, guru kehidupan, dan pilar utama dalam keluarga.

Hari Ibu juga membuka mata kita bahwa peran ibu adalah sepanjang usia, sebuah dedikasi tanpa akhir. Namun sebagaimana disampaikan, setiap hari sejatinya adalah Hari Ibu. Waktu ini adalah momen untuk merayakan cinta, perjuangan, dan pengorbanan seorang ibu.

Titik Mustikayani

Leave a Comment