Pandemi Covid C-19 beberapa waktu lalu membuat banyak orang terjebak di rumah. Termasuk Anisah alumni IISIP’87. Bisnis fashion yang digelutinya sempat stagnan karena minimnya acara ke luar rumah. Kondisi ini justru menginspirasi Nisa–sapaan akrab Anisah–untuk beralih fokus ke makanan tradsional khas Betawi atau yang ia sebut “ganyeman Betawi”.
Melihat peluang di tengah keterbatasan, Nisa melahirkan sesuatu yang “besar”, ganyemanBetawi, camilan tradisional khas Betawi yang kini menjadi primadona hingga ke meja para pejabat dan tamu luar negeri.
Inilah karya Nisa dengan Ganyeman Betawi nya—salah satu brand produk Nisa– dari hanya tradisi lokal menjadi cerita yang menglobal.
Dari Baju ke Cemilan
Sebelum pandemi Covid C-19, Nisa fokus pada bisnis fashion. Ia mendesign dan menjual seragam untuk Majlis Taklim serta baju batik Betawi. Namun pandemi menghentikan roda bisnisnya. Saat orang-orang lebih banyak di rumah, kebutuhan ngemil meningkat, dari situlah ide membuat camilan khas Betawi muncul.
“Karena saya orang Betawi kenapa enggak bikin makanan khas tradisional sendiri?” pikir Nisa.

Dengan bantuan saudara-saudaranya ia memproduksi camilan seperti akar kelapa, kembang goyang, biji ketapang, kue bawang dan kue bangkit.
Namun bukan tanpa tantangan. Awalnya hasil produksi mereka kurang memuaskan–keras dan kurang renyah. Nisa pun mencoba berbagai resep, menambahkan lebih banyak mentega dan telur untuk menghasilkan tekstur yang empuk.

Upayanya berbuah manis. Camilan tersebut tak hanya enak tetapi juga membawa cita rasa khas tersendiri.
Kesempatan Emas Dari Pemprov DKI Jakarta
Keseriusan Nisa dalam mengembangkan ganyeman Betawi membuatnya bergabung dengan program Jakpreneur yang diinisiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Produk Nisa mendapatkan perhatian mulai dari tingkat Kecamatan, Walikota hingga Dinas Provinsi.

Momen besar tiba ketika istri Gubernur DKI Jakarta saat itu Ibu Fery Baswedan mencicipi –mengkurasi–langsung produknya. Ibu Fery terkesan dengan cita rasa camilan Nisa terutama akar kelapanya yang kering dan renyah, berbeda dengan produk serupa di pasaran. Bu Fery bahkan mempromosikannya di instagram pribadinya, menjadikan ganyeman Nisa semakin dikenal luas.
Tak hanya itu, camilan ini menjadi salah satu hidangan istimewa dalam pernikahan putri Sang Gubernur saat itu Anies Baswedan, menambah prestise produk Nisa.
Inovasi Tiada Henti
Suatu hari, Kepala Dinas memberikan tantangan kepada Nisa membuat akar kelapa dengan bentuk lurus tanpa patahan. Tantangan ini sulit, tetapi Nisa berhasil menciptakannya. Inovasi tersebut membuat akar kelapanya semakin diminati. Bahkan sering dianggap mirip churros oleh anak muda.

Dengan dukungan Pemprov DKI Jakarta, Nisa yang setelah lulus kuliah sempat bekerja sebagai PR di Hotel Hilton Jakarta dan Citibank ini, aktif mengikuti berbagai pameran, mendapatkan sertifikasi serta izin usaha tanpa biaya. Langkah ini membuka pintu lebih lebar untuk memasarkan produknya, baik di dalam negeri maupun ke tamu-tamu internasional.
Fashion Dan Kolaborasi
Meski fokus pada ganyeman, Nisa tidak melupakan kecintaannya pada dunia fashion.

Dengan brand miliknya Nisaa Fashion, ia terus memproduksi seragam, baju muslim, tas, mukena dan batik khas Betawi. Dengan dibantu tiga penjahit tetap dan konveksi rekanan ia mampu memenuhi pesanan besar termasuk dari dinas-dinas pemerintahan.

Nisa juga percaya dengan kekuatan kolaborasi. Ia sering mengajak pelaku UMKM lain untuk bergabung menjual produk di Mall Basura, Jakarta Timur. Tidak hanya makanan khas Betawi tetapi juga makanan tradisional dari daerah lain dan juga berbagai produk hasil kerajinan tangan.
“Kalau ada peluang kenapa tidak berbagi? Dengan berkolaborasi kita bisa lebih kuat,” ujarnya.
Komunitas Untuk Memberdayakan Perempuan
Guna mewujudkan mimpinya, Nisa mendirikan Nisa Womenpreneur sebuah komunitas untuk memberdayakan perempuan dalam berwirausaha. Ia tak segan berbagi ilmu dan pengalaman kepada siapapun yang membutuhkan bimbingan.

“Banyak UMKM binaan saya yang sekarang lebih maju. Itu kebahagiaan terbesar saya,” kata Nisa.
Kini ganyeman Betawi dan Nisaa fashion menjadi favorit banyak orang. Termasuk para dubes yang berkunjung ke Pemprov Jakarta. Karena ganyeman Nisa menjadi salah satu hampers Pemprov untuk tamu-tamu resmi Pemprov yang berkunjung.

Jika dulu ganyeman betawi Nisa diproduksi saat menjelang lebaran saja, kini produknya tersedia sepanjang tahun. Dengan harga yang terjangkau, kualitas premium, dan inovasi tiada henti, Nisa telah mengangkat makanan tradsional Betawi ke tingkat yang lebih tinggi.
Keberhasilan Nisa menjadi bukti bahwa keberanian, kerja keras, serta keinginan untuk berbagi, siapapun bisa menciptakan perubahan.
“Dan saya ingin perempuan lain juga bisa meraih mimpi mereka’” tutup Nisa penuh harapan.
Titik Mustikayani